TUGAS
PENGUKURAN DAN PENGAMATAN
IPA
PERTUMBUHAN
POPULASI JAGUNG
Oleh
:
Rochmad Hery Prawoto
K4516056
Pendidikan IPA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
SEBELAS MARET
SURAKARTA
2016/2017
I.
Topik
Pengukuran
dan Pengamatan Populasi Tumbuhan Jagung
II. Rumusan Masalah
1. Bagaimana
pengaruh pemberian pupuk kandang dan pupuk urea terhadap pertumbuhan tanaman
jagung ?
2. Berapa
selisih tinggi batang tanaman jagung yang diberi pupuk kandang dan pupuk urea ?
III.
Tujuan
Penelitian
1. Untuk
mengetahui pengaruh pemberian pupuk kandang dan pupuk urea terhadap pertumbuhan
tanaman jagung.
2. Untuk
mengetahui selisih tinggi batang tanaman jagung yang diberi pupuk kandang dan
pupuk urea.
IV.
Mengkaji
Teori
A.
Petumbuhan
Pertumbuhan adalah
proses pertambahan volume yang irreversible (tidak dapat balik) karena adanya pembesaran
sel danpertambahan jumlah sel atau pembelahan sel (pembelahan mitosis) atau
keduanya. Pertumbuhan pada tumbuhan dapat dinyatakan secara kuantitatif karena
pertumbuhan dapat diketahui dengan mengukur besar dan tinggi batang, menimbang
massa sel baik berupa berat kering maupun berat basahnya, menghitung jumlah
daun, jumlah bunga, maupun jumlah buahnya. Pertambahan bobot kering umumnya digunakan sebagai penunjuk ciri
pertumbuhan karena pada umumnya hal tersebut mempunyai kepentingan ekonomi yang paling besar.
Adapun parameter lain
di antaranya adalah tinggi, volume,
dan luas daun juga dapat digunakan untuk mendeteksi adanya pertumbuhan pada tanaman. Selain itu, ada
juga yang menjadi parameter lain
yaitu bobot basah tidak banyak digunakan karena angkanya berfluktuasi walaupun pada
kepentingan tertentu, parameter ini menjadi penting daripada bobot kering (digabung
dengan faktor kualitas) terutama pada studi dan produksihortikultura. Selama pertumbuhan, tumbuhan juga mengalami proses
diferensiasi, pematangan organ, serta peningkatan menuju kedewasaan. Pada saat
itulah, tumbuhan mengalami proses yang disebut perkembangan. Pertumbuhan dan perkembangan tersebut berjalan secara simultan
(bersama). Salah satu fase atau
tahapan dari pertumbuhan dan perkembangan adalah poses perkecambahan.
B. Faktor-faktor yang Memengaruhi
Pertumbuhan dan Perkembangan
1.
Faktor
Internal
Ø Gen
Ukuran batang, bentuk daun, biji, dan bunga tumbuhan
jagung berbeda dengan tumbuhan lain. Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan
tanaman jagung tersebut dipengaruhi oleh faktor genetik. Tumbuhan jagung yang
banyak dijumpai ternyata memiliki banyak jenis, antara lain: mutiara, gigi
kuda, QPM, dan lain sebagainya. Antar jenis yang ada tersebut memiliki faktor
genetis yang berbeda-beda pula. Faktor genetis ini banyak digunakan dalam hal
pemilihan bibit unggul. Gen pada tumbuhan berperan pada pengaturan reaksi-reaksi
kimia dalam sel (metabolisme sel). Berkait dengan gen ini, pemerhati tanaman
budidaya mengembangkan penelitian-penelitian yang bertujuan memperoleh biji yang baik untuk bibit,
misalnya berapa lama menyimpan biji, berapa lama penjemuran (pengeringan), dan suhu
berapakah yang paling cocok untuk penyimpanan.
Ø Hormon
Hormon merupakan zat spesifik berupa zat organik yang
dihasilkan oleh suatu bagian tumbuhan untuk mengatur pertumbuhan dan
perkembangannya. Hormon juga dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan. Hormon-hormon tumbuhan yang telah dikenal pada saat ini meliputi
auksin, giberelin, sitokinin, asam absisat, kalin, etilen, dan asam traumalin.
2.
Faktor
Eksternal
Ø Cahaya
Tumbuhan hijau membutuhkan cahaya untuk proses
fotosintesis. Proses Fotosintesis menghasilkan zat-zat makanan bagi tumbuhan.
Zat makanan inilah yang digunakan oleh tumbuhan sebagai sumber energi untuk
melakukan kegiatan-kegiatan hidupnya. Cahaya dapat memicu pembentukan klorofi
l, perkembangan akar, dan pembukaan daun. Akan tetapi, intensitas cahaya yang
terlalu tinggi dapat merusak klorofi l.
Ø Oksigen
Oksigen diperlukan oleh semua tumbuhan untuk
pertumbuhan dan perkembangannya. Oksigen
diperlukan oleh tanaman baik pada bagian tanaman yang ada di permukaan tanah
maupun bagian yang ada di dalam tanah, misalnya akar. Aerasi tanah yang cukup,
memberikan kesempatan sel-sel akar untuk melakukan respirasi sehingga peredaran
unsur-unsur hara dapat meningkat. Oleh karena itu, para petani seringmelakukan
upaya-upaya penggemburan tanah. De ngan adanya oksigen dalam tanah, organisme-organisme aerob mampu
hidup sehingga proses penyediaan unsur-unsur hara tumbuhan lebih meningkat.
Ø Suhu
Beberapa proses yang terjadi di dalam tumbuhan sangat tergantung kerja enzim. Enzim bekerja
dipengaruhi oleh suhu. Proses respirasi, transpirasi, dan fotosintesis
dipengaruhi oleh suhu. Suhu yang terlalu
tinggi menyebabkan tumbuhan tidak tumbuh, bahkan mati. Suhu yang tinggi
menyebabkan keter s e diaan O2 untuk respirasi rendah, dan CO2 dalam sel
tinggi, sehingga menghambat res pirasi selanjutnya. Suhu yang tinggi juga
menyebabkan transpirasi tumbuhan meningkat.Pengaruh suhu pada fotosintesis
lebih banyak pada kerja enzim-enzim fotosintetik.
Ø Kelembapan
Kelembaban tanah dan kelembaban udara memengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Tanah yang kaya humus mampu menyimpan
air lebih banyak, sehingga tanaman tumbuh lebih baik. Tanaman yang tumbuh
dengan baik menghasilkan seresah lebihbanyak dan meningkatkan bahan organik
tanah. Udara mampu menyimpan air. Kadar air yang ada di udara disebut
kelembaban udara. Kadar air di udara yang tinggi, berpeluang untuk menjadi awan
dan hujan. Air hujan masuk ke dalam tanah dan akandisimpan dalam tanah,
menjamin ketersediaan air bagi tumbuhan.
Ø Garam
Mineral (Nutrisi)
Tumbuhan memerlukan nutrisi untuk kelangsungan hidup.
Nutrisi dibutuhkan dalam jumlah yang banyak disebut unsur makro misalnya,
karbon, oksigen, hidrogen, nitrogen, kalium, dan lain sebagainya.
C. Jagung
Jagung
(Zea mays sp.) sampai saat ini
masih merupakan komoditi strategis kedua setelah padi karena di beberapa
daerah, jagung masih merupakan bahan makanan pokok kedua setelah beras. Jagung
juga mempunyai arti penting dalam pengembangan industri di Indonesia karena
merupakan bahan baku untuk industri pangan maupun industri pakan ternak khusus
pakan ayam. Dengan semakin berkembangnya industri pengolahan pangan di
Indonesia maka kebutuhan akan jagung akan semakin meningkat pula. Tanaman
jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari keluarga
rumput-rumputan. Tanaman ini merupakan salah satu tanaman pangan yang penting,
selain gandum dan padi. Tanaman jagung berasal dari Amerika yang tersebar ke
Asia dan Afrika melalui kegiatan bisnis orang-orang Eropa ke Amerika. Sekitar
abad ke-16 orang Portugal menyebarluaskannya ke Asia termasuk Indonesia. Sejak
awal abad ke-20, tanaman ini menjadi
objek penelitiangenetika
yang intensif. Secara fisiologi, tanaman ini tergolong tanaman C4 sehingga sangat efisien memanfaatkan sinar
matahari. Sebagian jagung juga merupakan tanaman hari pendek yang pembungaannya terjadi jika
mendapat penyinaran di bawah panjang penyinaran matahari tertentu, biasanya
12,5 jam. Dalam kajian agronomi, perilaku jagung yang dramatis dan khas
terhadap kekurangan atau keracunan unsur hara tertentu menjadikan jagung
sebagai tanaman percobaan fisiologi pemupukan yang disukai.
V.
Rumusan
Hipotesis
1.
Hipotesis nol : pemberian 2 jenis pupuk
yang berbeda terhadap 4 tanaman jagung tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan
tanaman.
2.
Hipotesis alternatif : pemberian 2 jenis
pupuk yang berbeda terhadap 4 tanaman jagung berpengaruh terhadap pertumbuhan
tanaman.
3.
Hipotesis nol : selisih tinggi batang
tanaman jagung yang diberi pupuk kandang dan urea adalah > 2 cm.
4.
Hipotesis alternatif : selisih tinggi
batang tanaman jagung yang diberi pupuk kandang dan urea adalah < 2 cm.
VI.
Variabel Penelitian
a)
Variabel bebas :
· Jenis pupuk yang digunakan, yaitu pupuk urea
dan pupuk kandang.
b)
Variabel
terikat
· Tinggi populasi tanaman jagung.
c)
Variabel kontrol
· Cahaya, jenis tanaman, media tanah,air, suhu
udara, dan kelembapan.
VII.
Eksperimen
A.
Waktu,
Tempat, dan Jadwal
Waktu : 10 Agustus 2015
– 01
September 2015.
Tempat : Depankelas XII
MIA 4SMA Negeri 2 Wonosari.
Jadwal :
No.
|
Kegiatan
|
BulanAgustus
|
Bulan September
|
||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1.
|
Membuatrancangan pengamatan
|
√
|
|||||||
2.
|
Melakukanpengamatan
|
√
|
√
|
√
|
√
|
||||
3.
|
Pengumpulandananalisis data
|
√
|
√
|
√
|
√
|
||||
4.
|
Penyusunalaporan
|
√
|
|||||||
5.
|
Laporanakhir
|
√
|
B.
RancanganPenelitian
1.
AlatdanBahan
Ø
Polibag 4 buahukuran 15
Ø
Sekop
Ø
Bijijagung 12 buah
Ø
Tanah
Ø
Pupukkandang 200 g
Ø
Pupuk urea 10 g
2. Cara Kerja
a)
Menyiapkanalatdanbahan yang
dibutuhkansepertitanah, sekop, bijijagung, polibag, pupukkandangdanpupuk urea.
b)
Mencampurkan 500 g tanahdengan
200 g pupukkandanglaluadukmerata.
c)
Memasukancampurantersebutkedalamduakantongpolibag.
Sisatanah yang tidakdicampur di masukkankedalamduakantongpolibag yang lain.
d)
Menanambijijagungkedalamkeempatpolibag.
Setiappolibagberisitigabijijagung.
e)
Menaburkanpupuk urea di
atastanah yang tidakdiberipupukkandangsecarabertahap.
f)
Menyiramitanamandengan air
sebanyak 250 ml padawaktu yang sama.
g)
Mengamatipertumbuhantanamansetiap
3 harisekalipadawaktu yang
samadenganmenggunakanpenggarisuntukmenghitungtinggibatang.
h)
Mencatathasilpengamatandalamtabelhasilpengamatan.
3.
Data HasilPengamatan
TabelPengamatan
No.
|
TanggalPengamatan
|
Tinggitumbuhan (cm)
|
|
PupukKandang
|
Pupuk Urea
|
||
1.
|
15 Agustus 2015
|
4.5
|
|
2.
|
18 Agustus 2015
|
6.1
|
6.7
|
3.
|
21 Agustus 2015
|
7.4
|
7.1
|
4.
|
24 Agustus 2015
|
8.6
|
9.1
|
5.
|
27 Agustus 2015
|
9.2
|
9.7
|
6.
|
31 Agustus 2015
|
11.3
|
11.9
|
Rata-rata
|
7.5
|
7.8
|
4. Pembahasan
Hasilanalisisdari datamenunjukkanbahwaterdapatpengaruh yang sangatnyataantaradosispupuk
urea dan kandangterhadappertumbuhantanamanjagungpadaumur 32 hari setelahtanam.
Rata-rata tinggitanamanpadaumur32 HST yaitu 7,5 dan 7,8 cm. Pada tabel di atas juga
menunjukkan bahwa pada umur 5 hari setelah penanaman, perlakuan pupuk urea pada
populasi tanaman jagung menghasilkan tinggi tanaman jagung yang lebih baik,
dibandingkan pada perlakuan dengan pupuk kandang. Selanjutnya pada umur 8 hari
setelah penanaman,terlihat pertumbuhan tinggi populasi tanaman jagung yang
cukup signifikan,yaitu 6,1cm (dengan
pupuk kandang) dan 6,7 cm (dengan pupuk urea). Sedangkan pada pengukuran
selanjutnya terjadi tidak menunjukan perbedaan tinggi tanaman jagung yang tidak
signifikan dari pengukuran yang sebelumnya. Hal tersebut dikarenakan pupuk yang
diberikan pada waktu tersebut mampu merangsang pertumbuhan tanaman dengan baik.
Pada tabel hasil pengamatan juga terlihat,
pertambahan tinggi tanaman jagung untuk perlakuan pupuk urea lebih baik.Hal inididugakarenapadaperlakuanpupukurea memilikiunsurhara N, P dan K
tersediadalamjumlah yang optimal
danseimbangsehinggadengansekalipemberianpupukinitelahmampumemberikankeseimbanganharamakrobagitanaman.SutejodanKartasapoetra, (1990)
menyatakanbahwauntukdapattumbuhdenganbaiktanamanmembutuhkanhara N, P dan K yang
merupakanunsurharaesensial di
manaunsurharainisangatberperandalampertumbuhantanamansecaraumumpadafasevegetatif.. Akan tetapi pada perlakuan ini juga terlihat ada
data yang menunjukkan tinggi tanaman jagung kalah dengan tinggi tanaman jagung
dengan perlakuan pupuk kandang. Hal ini dikarenakan perbedaan kandungan
pada pupuk, terutama esensi nutrisi yang
dibutuhkan oleh tanaman jagung tersebut.
Pada tabel data juga terlihat pemberian dosis pupuk urea dankandang secara konstan tidakselalubersifatkonstan jugaterhadappeningkatanpertumbuhantinggipopulasi tanamanjagungpadaumurdari umur 5
sampai 32 HST. Hal ini dikarenakan adanya proses kerja hormon pada populasi tanaman jagung
yang tidak sama antar waktu. DarmawandanBaharsyah, (1983)
menyatakanbahwaketersediaanhara yang cukupdanseimbangakanmempengaruhi proses
metabolismepadajaringantanaman. Proses
metabolismemerupakanpembentukandanperombakanunsur-unsurharadansenyawaorganikdalamtanaman.
LebihlanjutRinsema, (1986)
menyatakanbahwakekuranganunsurharatertentudalamtanamandapatberakibatburukdanbilaterlaluberlebihandapatmerusakpertumbuhantanamanitusendiri.Pertumbuhandanhasiltanamanjagung
yang rendahdijumpaipadaperlakuanpupukkandang.Hal inididugakarenakandunganharadaripupukkandangsangatrendahdibandingdenganpupukbuatan.Namundemikianpupukkandanglebihdominandalammemperbaikisifatfisikdanbiologitanah
(Nugroho, BasukidanNasution,, 1999).
Pemberianpupuk urea danpupuk kandang mempengaruhipertumbuhantanamanjagung.Keduajenispupukinimenyediakanhara
urea yang dibutuhkanolehtanaman. Olehkarena itu, keduajenispupukinimenyediakanhara nitrogen
bagitanaman, makaperankeduanyasalingberintraksisatudenganlainnya. Dengan kata
lain, pemberian urea akanmengurangikebutuhan nitrogen yang terkandungdalampupuk
kandang.Dosis10 grampupuk urea dan 200 gram pupukkandang menunjukkanresponpertumbuhantertinggi.
Padaperlakuandosispupukiniketersediaan N
relatifmemadaiuntukmendukungpertumbuhantanamanjagungsecaramaksimal.
Hal senadajugadikemukakanoleh Buren etal, (2004)
bahwaadainteraksiantaradosispupuk urea danpupuk kandang.Keduajenispupukinimenyediakanhara nitrogen
bagitanaman.Pemberiankandang yangmemadaidapatmengurangikebutuhanpupuk urea
bagitanaman. Hal inimenunjukkanbahwapupukkandang tidaksemata-mataberfungsidalammenyediakanhara
nitrogen bagitanaman. Penyediaan nitrogen lebihcepattersediamelaluipupuk urea
yang diberikan.Namundemikian, adabeberapaperananpupuk kandangdalammemperbaikisifatfisikadanbiologitanah
yang tidakdapatdiberikanolehpupuk urea.Pupuk kandang merupakanhasildekomposisibahanorganik yang
dapatberfungsimemperbaikisifatfisika, kimia, danbiologitanahseperti;
peningkatankapasitasretensi air tanah yang lebihbesar,
perbaikanstrukturdanporositastanah, sebagaisalahsatusumber N, peningkatan KTK,
dansubstratbagimikroorganismetanah.
VIII.
Kesimpulan
Berdasarkanhasileksperimen yang
telahdilakukandapatdiambilkesimpulansebagaiberikut :
ü
Pemberian
jenis pupuk pada tumbuhan jagung dapat mempengaruh pertambahan tinggi tanaman
populasi jagung. Hal itu terlihat pada pupuk ureadan kandangsecarainteraksiberpengaruhsignifikanpadapertumbuhanjagung.
Pertumbuhan tinggijagung .relatiflebihbaikpadadosisurea10gram
dibandingkan dengan dosis pupuk kandang 200 gram.
ü
Kandungan
unsur hara pada pupuk urea lebih tinggi, jika dibandingkan dengan pupuk
kandang.Hal itu terlihat saat setiap perlakuan pada tumbuhan jagung dengan
perbedaan dosis pupuk menunjukkan pertambahan tinggi tumbuhan jagung yang
berbeda pula. Unsur yang terkandung pada pupuk urea lebih banyak di banding
pupuk kandang sehingga sesuai dengan nutrisi yang dibutuhkan oleh populasi
tanaman jagung tersebut.
ü
Tinggitanamanjagung yang
telahdiberikeduajenispupuk yang berbedatersebutmenunjukkanselisihtinggi yang
tidakterlalubesar, yaitusekitar 0.3 cm. Artinya,hipotesis yang diterimaalternatif keempat
(selisihtinggibatangtanamanjagung yang diberipupukkandangdan urea adalah< 2
cm) dan Hipotesisalternatif kedua
(pemberian 2 jenispupuk yang berbedaterhadap 4 tanamanjagungberpengaruhterhadappertumbuhantanaman).
IX.
Refrensi
Nurhayati,
Syafruddin, & Wati, R. (2012). Pengaruh Jenis Pupuk terhadap Pertumbuhan
dan Hasil Beberapa Varietas Jagung Manis. Jurnal Floratek, 7, 111. Diperoleh pada 24 Novenber 2016, dari http://jurnal.unsyiah.ac.id/floratek/article/download/524/444
Muyassir.
(2013).Respon Jagung Tongkol Ganda (Zea Mays L.) terhadap Pemupukan Urea
dan Kompos. Jurnal
Manajemen Sumberdaya Lahan, 2 (3), 252-253. Diperoleh pada 24 Novenber 2016, dari http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/MSDL/article/download/2196/211
Ibrahim, R., Nurdin, & Zakaria, F.
(2011). Respon Beberapa Varietas
Tanaman Jagung (Zea mays L.) Hibrida pada Berbagai Dosis Pupuk Kalium
terhadap Pertumbuhan dan Hasil Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.)
Hibrida. Jurnal Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas
Negeri Gorontalo, 1 (1), 4. Diperoleh pada 24 Novenber 2016, dari http://kim.ung.ac.id/index.php/KIMFIIP/article/download/4754/4729
Khair, H., Pasaribu, M.S., & Suprapto, E.
(2013). Respon Pertumbuhan dan Produksi
Tanaman Jagung (Zea Mays L.) terhadap Pemberian Pupuk Kandang Ayam dan Pupuk Organik Cair Plus. Jurnal Agrium, 18 (1),
15-19. Diperoleh pada 24 Novenber 2016, dari http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/agrium/article/viewFile/339/306
Syofia, I.,
Munar, A., & Sofyan, Mhd. (2014). Pengaruh Pupuk Organik Cair terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Dua Varietas Tanaman Jagung Manis (Zea Mays Saccharatasturt). Jurnal Agrium, 211-217. Diperoleh pada 24 Novenber 2016, dari http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/agrium/article/download/196/16
Irianto, B. & Wasis.
(2008). Ilmu Pengetahuan Alam SMP dan MTs
Kelas VIII. Jakarta: Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Kaniawati, dkk. (2008). Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar
untuk Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama atau Madrasah Tsanawiyah.
Jakarta: Setia Purna Inves.
Miah, dkk. (2009). Biologi SMA/MA Kelas XII. Jakarta:
Pustaka Insan Madani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar